Senin, 24 Desember 2012

KANTONG SEMAR

Pernahkah anda menjelajahi hutan rimba dan menemukan suatu tanaman dimana bunganya berbentuk kantong yang aneh namun mempesona dimana tanaman tersebut dapat menjebak binatang kecil dan serangga dalam kantongnya, dia adalah tanaman Kantong semar dengan bahasa Botani Nepenthes sp. dari suku Nepenthaceae yang kini sudah mulai langka ditemukan.

Kantong semar pertama kali dikenalkan oleh J.P Breyne pada Tahun 1689. Di Indonesia sebutan untuk tumbuhan ini berbeda antara daerah satu dengan yang lain. Masyarakat Riau menamakan periuk monyet, di jambi disebut dengan kantong beruk, di Bangka disebut ketakung, sedangkan nama sorok raja mantri disematkan oleh masyarakat di Jawa Barat pada tanaman unik ini. Sementara di Kalimantan Suku Dayak Katingan menyebutnya sebagai ketupat napu, Suku Daya Bakumpai menyebut telep ujung, suku Daya Tunjung menyebutnya dengan selo bengongong yang artinya sarang serangga (Mansur, 2006).

Kerajaan           : Plantae
Divisi                : Magnoliophyta
Kelas                : Magnoliopsida
Ordo                 : Caryophyllales
Famili               : Nepenthaceae Dumort. (1829)
Genus               : Nepenthes L. (1753)

Sampai dengan saat ini terdapat 103 jenis kantong semar yang sudah dipublikasikan (Firstantinovi dan Karjono, 2006). Tumbuhan ini diklafisikasikan sebagai tumbuhan karnivora karena memangsa serangga, dikarenakan oleh adanya organ bebentuk kantong yang menjulur dari ujung daunnya. Kemampuannya yang unik menjadikannya sebagai tanaman hias pilihan yang eksotis di Jepang, Eropa, Amerika dan Australia (Witarto, 2006).

Selain kemampuannya dalam menjebak serangga, keunikan lainnya adalah bentuk, ukuran, dan corak warna kantongnya. Tumbuhan ini memiliki lima bentuk kantong, yaitu bentuk tempayan, bulat telur/oval, selinder, corong dan pinggang.

Penyebaran Kantong semar
Kantong semar tumbuh dan tersebar mulai dari Australia bagian utara, Asia Tenggara, hingga Cina bagian selatan. Indonesia sendiri memiliki Pulau Kalimantan dan Sumatera sebagai surga bagi habitat tanaman ini. Dari 64 jenis yang hidup di Indonesia, 32 jenis diketahui terdapat di Borneo (Kalimantan, Serawak, Sabah dan Brunei) sebagai pusat penyebaran kantong semar. Pulau Sumatera menempati urutan kedua dengan 29 jenis yang sudah berhasil diidentifikasi. Keragaman jenis kantong semar di pulau lainnya belum diketahui secara pasti. Namun berdasarkan hasil penusuran herbarium di Herbarium Bogoriense, Bogor ditemukan bahwa di Sulawesi minimum sepuluh jenis, Papuan sembilan jenis, Maluku empat jenis, dan jawa dua jenis (Mansur, 2006).

Di Sulawesi Selatan, tanaman ini hanya dapat dijumpai di hutan-hutan alam seperti di Kabupaten Luwu Timur, Kota Palopo, Luwu Utara yang menempati formasi vegetasi sedikit terbuka dan kini tersisa karena masyarakat setempat belum mengenal banyak tentang tanaman ini.

Habitat Kantong semar
Kantong semar hidup ditempat-tempat terbuka atau agak terlindung yang miskin unsur hara dan memiliki kelembaban udara cukup tinggi. Tanaman ini hidup di hutan hujan tropik dataran rendah, hutan pegunungan, hutan gambut, hutan kerangas, gunung kapur, dan padang savana. Berdasarkan ketinggian tempat tumbuhnya, kantong semar dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu kantong semar dataran rendah, menengah dan dataran tinggi.

Keunikan Kantong Semar
Kantong semar mempunyai bentuk yang menjalar, tinggi dari spesies tertentu dapat  mencapai 10 meter, sedangkan yang lainnya hanya sekitar 30 – 50 cm dengan berbagai bentuk dan warna bunga tergantung spesies, seperti misalnya bentuk panjang langsing, gendut mirip periuk, bentuk kendi dengan warna bermacam-macam seperti warna hijau polos, merah bersemburat, putih bercak merah atau kuning kemerahan.

Keunikan yang dimiliki kantong semar terdapat pada kantongnya. Kantong-kantong tersebut menjadi perangkap bagi serangga seperti lalat, semut dan lainnya. Sebenarnya kantong yang muncul pada setiap jenis kantong semar adalah ujung daun yang berubah bentuk dan fungsinya menjadi perangkap serangga atau binatang kecil lainnya. Cara ini dilakukan untuk mempertahankan hidup dari berbagai ancaman binatang.

Manfaat Kantong Semar
Dahulu tanaman ini hanya dipandang sebagai tanaman unik dan eksklusif, namun seiring dengan perkembangan zaman tanaman ini lebih jauh dilirik orang karena manfaat yang  dimiliki cukup banyak.
Banyak daerah-daerah tertentu meyakini bahwa air yang tersimpan dalam kantong dapat dipakai sebagai obat pencegah ngompol bagi balita caranya yakni dengan  menuangkan  sebahagian air diatas kepala bayi dan siasanya diminumkan ke bayi tersebut. Juga beberapa daerah menyakini bahwa air dalam kantong akan memperlancar proses persalinan ibu yang akan melahirkan, air yang digunakan berasal dari kantong yang belum terbuka.

Selain hal-hal yang telah disebutkan, tersebut diatas kantong semar memiliki fungsi yang tak kalah penting, diantaranya :

1.     Sebagai Indikator Iklim
Jika pada suatu kawasan atau areal di tumbuhi oleh Nepenthes, berarti tingkat curah hujan cukup tinggi, kelembabannya diatas 75% dan tanahnya miskin unsur hara.
2.     Tumbuhan obat
Cairan dari kantong yang masih tertutup, digunakan sebagai obat batuk.
3.     Sumber Air Bagi Petualang
Bagi para pendaki gunung yang kehausan kantong semar merupakan sumber air yang layak minum PH-nya netral (6-7), tetapi air yang bias diminum adalah yang berada dalam kantong yang masih tertutup, karena kantong yang terbuka sudah terkontaminasi dengan jasad serangga yang masuk kedalam. Jika kantong sudah terbuka PH air didalamnya 3 dan rasanya menjadi masam.
4.     Sebagai Pengganti Tali

Batang kantong semar ini bisa di gunakan sebagai pengganti tali untuk pengikat barang.
Dari segi estetika, maka tanaman Kantong Semar ini banyak diminati para pencinta tanaman hias, apalagi bentuknya yang unik ,warna yang menarik, mudah tumbuh  yang akan menambah koleksi tanaman hias langka bagi para pencinta tanaman hias.

Status Perlindungan
Kantong semar telah lama ditetapkan sebagai tanaman yang dilindungi oleh negara berdasarkan UU No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan PP No.7 tahun 1999 tentang jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi. Selain itu semua spesies Nepenthes masuk kedalam daftar CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna ) sebagai tanaman rentan kepunahan. Bahkan  saat ini berbagai negara seperti Amerika Sertikat dengan “The International Carnivorous Plant Society” dan Inggeris dengan “New England Carnivorous Plant Society and The Cernevorous Plant Society) telah peduli akan kepunahan spesies yang unik mengagumkan ini, dimana mereka telah membentuk organisasi yang akan bertugas menyelamatkan kantong semar dari kepunahan dengan bentuk kegiatan penjagaan, pemeliharaan, pembudidayaan kantong semar.

Ancaman Kelestarian
Berdasarkan pengamatan di lapangan, potensi ancaman terhadap kelestarian kantong semar banyak berasal dari gangguan manusia seperti tertimpa pohon yang ditebang, tercabut, dan inang tempat tumbuhnya terpotong/ditebang (Kunarso dan Fatahul A, 2006). Selain aktivitas tersebut, pola pembukaan lahan dengan sistem membakar juga dapat mengganggu kelangsungan hidup tanaman tersebut.

Ancaman terbaru yang masuk belakangan ini adalah pengeksploitasian oleh masyarakat untuk kepentingan bisnis. Eksploitasi yang tidak memperhatikan kaidah ekologi-konservasi tentu akan mempercepat kepunahan. Pengeksploitasian tersebut bukan dari hasil tangkaran atau budidaya tetapi dari hasil cabutan alam.

Moga-moga pehobi Kantong Semar Indonesia berhati tulus untuk melestarikan tanaman hutan rimba  yang sudah menjadi tanaman hias eksotis ini, bukan sekedar mencari kepentingan pribadi dari organisasinya melainkan ikhlas, tulus dalam memanfaatkan, menjaga dan mengembangkannya. Dengan demikian tanaman tersebut tidak akan punah demi keseimbangan ekosistem alam ini, sehingga citra Indonesia sebagai Negara Megabiodiversity di mata dunia tetap terkesan dan keindahan serta keunikan dari Nepenthes Si Kantong Semar dapat pula dinikmati oleh generasi kita mendatang.





CR: http://ksdasulsel.org/flora/137-kantong-semar
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar